Posted on Minggu, 09 Mei 2010 | 0 komentar

Sabtu, 09 Januari 2010

video

RANTAU PRAPAT-Kisah mirip Malin Kundang kemarin terulang di Dusun Sigambal, Desa Pinang Awan, Kec. Torgamba, Labuhan Batu Selatan. Seorang siswi SMP mendadak berubah wujud usai menendang kepala ibunya yang lagi sholat. Gadis belia itu menjelma jadi ular berkepala anjing.

Hingga kemarin, kabar itu menggemparkan warga di sana. Tapi anehnya, banyak warga setempat termasuk perangkat desa, kompak tutup mulut soal identitas gadis durhaka dan ibu malang itu. Alasannya, mereka takut kualat atau tertular kena kutukan.

Karena itu, beredar kabar: ibu dan anak itu telah diungsikan ke sebuah lokasi rahasia di Medan. Itu dilakukan demi menghindari kedatangan ratusan orang dari berbagai daerah yang ingin melihat anak durhaka itu.

Kebenaran kisah heboh ini kemarin dibeber UT, seorang warga di lokasi kejadian. Ia memperlihatkan rekaman dari handphone yang menggambarkan sesosok gadis telah berubah wujud menjadi binatang. Pengakuan UT kepada METRO ASAHAN (grup POSMETRO MEDAN), rekaman itu diambilnya sendiri. Dalam rekaman, terlihat jelas seekor ular berkepala anjing dengan posisi meliuk. Anehnya, ular berkepala anjing itu memiliki 2 tangan menyerupai biawak, juga memiliki rambut putih panjang.

Tayangan dalam rekaman, sambil berputar keliling, ular berkepala anjing itu terdengar mengeluarkan jeritan dan isak tangis sembari berurai air mata. Banyak warga yang menyaksikan merasa prihatin sekaligus ngeri melihatnya.

Menurut UT, gadis durhaka yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP itu, dalam kesehariannya berperangai buruk dan sering melawan orang tuanya yang hanya bekerja mocok-mocok, sesekali mencari upahan kerja kepada para tetangga dan kerabatnya.

UT bercerita. “Suatu hari,” ucap UT tanpa mau menyebut pasti tanggal kejadiannya, “gadis belia itu merengek minta dibelikan sepeda motor Yamaha Mio kepada ibu kandungnya. Karena merasa disepelekan dan diacuhkan sang ibu yang sedang sholat, dia tiba-tiba menendang kepala ibunya ketika sedang bersujud.”

Inilah awal petaka itu. Saat itu juga, wajah gadis itu sontak berubah wujud menjadi anjing kurus. Seluruh badan dan kakinya lalu berubah menjadi ular. Ketika sang ibu menyelesaikan sholatnya, kontan dia menjerit histeris dan menangis meraung-raung melihat puteri kesayangannya telah berubah wujud.

Hingga kemarin, Kapolsek Torgamba, AKP Tampubolon, enggan berkomentar soal kabar heboh yang menggemparkan wilayahnya. Bahkan menurutnya, tidak terjadi apa-apa di wilayah hukumnya.(posmetro-medan.com)

Ada Alien Sembunyi di Gletser Berdarah?

Posted on | 0 komentar


Ada Alien Sembunyi di Gletser Berdarah?
Jumat, 9 April 2010 | 05:22 WIB


ANTARTIKA, KOMPAS.com — Belakangan ini, panorama gletser darah muncul lagi di sebuah lokasi Benua Antartika. Fenomena tersebut terletak di Mc Murdo Dry Valleys yang terkenal sebagai wilayah mahaluas tanpa es, salah satu wilayah paling unik di Benua Antartika.

Lembah dimaksud, meski berlokasi di kutub selatan, selamanya jarang terdapat lapisan es karena angin yang menyapu ke arah lembah dengan kecepatan (badai) 320 km per jam mampu merenggut seluruh kelembaban.

Ketika seseorang berjalan sendiri menapaki lembah itu, setelah melalui bangkai pinguin dan hewan-hewan lainnya, akhirnya bisa menyaksikan sebuah gletser “darah”.

Konon, gletser berdarah itu ditemukan oleh tim ekspedisi Robert Scott tahun 1911, belakangan terbukti diakibatkan oleh pengoksidasian zat besi.

Dikabarkan, setiap jangka waktu tertentu, gletser bisa menyemburkan cairan jernih yang kaya dengan zat besi yang kemudian dengan segera terjadi oksidasi menjadi berwarna merah tua yang menggiriskan.

Discover Magazine menyebutkan, cairan tersebut bersumber dari danau air asin yang kaya kandungan garam di kedalaman lapisan es 390 meter.

Penelitian terkini sudah menemukan bahwa terdapat bakteri di dalam situasi sedemikian sulit yang hidupnya mengandalkan senyawa zat belerang dan besi.

Menurut peneliti, semenjak gletser lahir dari danau, menciptakan lingkungan ekologi yang sedemikian dingin, gelap, dan tanpa oksigen, kelompok bakteri semacam itu sudah terisolasi selama 150 juta tahun.

Selain itu, para ilmuwan juga beranggapan, di gletser berdarah yang dihasilkan oleh bakteri tersebut kemungkinan terdapat makhluk hidup luar angkasa yang hidup di tata surya kita. Misalkan di bawah lapisan es kedua kutub Planet Mars dan (sebuah bulan milik) Jupiter kemungkinan juga terdapat kehidupan.
Posted on | 0 komentar

Penemuan Harta Karun Rp 720 Milliyar Yang Siap Di Lelang

Ribuan potong batu permata, rubi, emas, dan keramik Kerajaan Tiongkok, serta perkakas gelas Kerajaan Persia, senilai lebih kurang Rp 720 miliar, dilelang di Jakarta, Rabu (5/5/2010). Harta karun tersebut ditemukan dari bangkai kapal berusia 1.000 tahun di perairan Cirebon, Jawa Barat.
Luc Heymans, seorang pemburu harta karun bawah laut, mengatakan, itu merupakan temuan terbesar di Asia yang setara dengan temuan harta kapal jenis Galeon Spanyol Atocha yang tenggelam di perairan Florida, Amerika Serikat, tahun 1622, yang menggegerkan dunia. Demikian disebutkan kantor berita AFP, Minggu. Harta karun di perairan Cirebon itu semula ditemukan tersangkut jaring nelayan.

”Temuan ini berasal dari sekitar tahun 976 Masehi. Ketika itu, perdagangan dan pelayaran antara Jazirah Arab-India-Sumatera dan Jawa sangat ramai,” tutur Heymans.
Menurut Heymans, diduga ada pejabat tinggi Kerajaan Tiongkok yang menumpang kapal bermuatan harta karun yang ditemukan itu. Pasalnya, kapal yang belum diketahui namanya itu memuat banyak keramik khusus milik Kerajaan Tiongkok.

Heymans dan tim menyelam sebanyak 22.000 kali untuk mengangkut harta dengan jumlah 11.000 mutiara, 4.000 rubi, 400 safir merah, dan 2.200 batu akik merah. Selain itu, ditemukan pula vas terbesar dari Dinasti Liao (907-1125 Masehi) dan keramik Yue dari era lima dinasti (907-960) dengan warna yang khusus digunakan untuk perkakas kekaisaran. Harta karun itu diangkat dari dasar laut sejak Februari 2004 hingga Oktober 2005.

Pelaksana Tugas Direktur Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Sudirman Saad, yang juga Sekretaris Jenderal Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga asal Muatan Kapal Tenggelam, yang sedang berada di Ambon, Minggu, mengatakan, pelelangan untuk 271.381 keping benda berharga muatan kapal tenggelam yang diangkat dari perairan Cirebon dilakukan pada tanggal 5 Mei 2010. Pelelangan dilakukan melalui Kantor Piutang Kekayaan Negara dan Lelang Jakarta III dan terbuka untuk pasar internasional.

Koleksi artefak itu berasal dari era lima dinasti Tiongkok yang hanya berkuasa selama 53 tahun, meliputi Dinasti Liang (907-923), Tang (923-936), Jin (936-947), Han (947-951), dan Zhou (951-960). Selain itu, ditemukan juga artefak kerajinan gelas berasal dari Kerajaan Sasanian (Persia) dan Rock Crystal peninggalan Dinasti Fatimiyah (909-1711) yang berpusat di Mesir modern.

Hasil pelelangan benda berharga itu diharapkan mencapai 100 juta dollar AS, dibagi rata antara pemerintah dan perusahaan yang melakukan eksplorasi. Pengangkatan benda berharga muatan kapal tenggelam di Cirebon yang berlangsung sejak Februari 2004 hingga Oktober 2005 itu dilakukan oleh PT Paradigma Putra Sejahtera, bekerja sama dengan Cosmix Underwater Research Ltd, dengan izin Pemerintah Indonesia.
Museum bawah laut
Fenomena penemuan ribuan artefak bawah laut yang menggambarkan jejak kejayaan maritim Indonesia pada masa lampau sudah saatnya mendorong pemerintah untuk mendirikan museum bawah laut serta membangun museum bahari pada lokasi-lokasi eks kerajaan bahari.
Sudirman mengemukakan, sudah saatnya Indonesia memiliki museum artefak bawah laut yang menjadi bukti jejak kejayaan maritim Nusantara pada abad silam. Museum itu tidak hanya menampilkan nilai sejarah kapal beserta isinya, tetapi juga kemajuan budaya kerajaan-kerajaan di Nusantara.
”Museum itu bisa menggambarkan nilai sejarah kapal beserta peninggalannya, kerajaan Indonesia, atau negara lain yang pernah bermitra dengan kerajaan kita pada masa lampau,” ujarnya.

Kendati demikian, ujar Sudirman, keinginan itu terbentur kapasitas negara yang tidak memadai, baik sumber daya manusia maupun pembiayaan. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuka diri terhadap Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) guna membicarakan kemungkinan pembangunan museum bawah laut, kriteria lokasi, pemeliharaan, dan pengawasannya.

Dari potensi ratusan titik benda berharga muatan kapal tenggelam di perairan Indonesia, perlu diseleksi lokasi yang paling tepat untuk museum bawah laut. Dengan demikian, benda-benda peninggalan di museum itu kelak dapat dinikmati sebagai obyek wisata bahari.

Di sisi lain, perlu dibangun museum bahari di beberapa wilayah eks kerajaan maritim Nusantara guna menyimpan koleksi artefak bawah laut yang telah diangkat. ”Dengan diangkat ke permukaan, masyarakat umum dapat mengetahui jejak peninggalan sejarah maritim,” ujarnya.(LKT/ONG)

Pengikut